Ini yang Dilakukan Kementan Oktober 2014 Sampai Oktober 2015
By Admin
nusakini.com - A) Meningkatkan produksi pangan strategis
Sejak Oktober 2014 hingga Oktober 2015, capaian kinerja produksi pangan terus meningkat, hingga berkontribusi terhadap nilai tambah ekonomi Rp 29,94 triliun.
Menurut data Angka Ramalan-I (ARAM-I) BPS tahun 2015 menunjukkan :
- Di tahun 2015, produksi padi naik 4,70 juta ton (6,64%), dibandingkan ATAP tahun 2014.
- Di tahun 2015, produksi jagung naik 1,66 juta ton (8,72%), dibandingkan ATAP tahun 2014.
- Di tahun 2015, produksi Kedelai naik 43,87 ribu ton biji kering (4,59%),dibandingkan ATAP tahun 2014.
Di Tahun 2015, peningkatan produksi padi terbesar dan mencatat 4,70 juta ton GKG, atau setara dengan 3,01 juta ton beras. Produksi ini mampu memberikan kontribusi ekonomi sekitar Rp 24,28 triliun, dari total Rp 29,94 triliun.
B) Pengendalian impor pangan
Pengendalian impor pangan di tahun 2015, menghemat devisa Rp 52 triliun. Kondisi kekeringan tahun 2015 yang lebih kuat dari tahun 1997. Pada tahun 1998 Indonesia melakukan impor beras sebanyak 7,1 juta ton.
Berkat antisipasi dini dan penanganan kekeringan secara masif oleh Kementerian Pertanian (Kementan), maka selama setahun kabinet kerja 2014-2015 tidak ada
impor beras.
Adapun antisipasi dini dan penanganan kekeringan/El Nino dilakukan sejak Oktober tahun 2014 :
- Dengan mendistribusikan 21.953 unit pompa air
- Rehabilitasi irigasi tersier.
- Membangun 2.000 sumur dangkal di Kabupaten Timor Tengah Selatan dan Kabupaten Grobogan.
- Membangun 100 unit embung dan dam-parit, bekerjasama dengan BNPB melakukan hujan buatan, memberikan asuransi usaha tani untuk 1,0 juta ha.
C) Bangkitkan modernisasi pertanian
Modernisasi pertanian melalui mekanisasi merupakan solusi yang efisien untuk menggantikan pola usaha tani manual dan mengatasi keterbatasan jumlah tenaga kerja. Minat generasi muda pada pertanian meningkat seiring pemanfaatan alat dan mesin pertanian (alsintan). Mekanisasi ini sudah lama dilakukan, namun dalam jumlah terbatas. Pada 2014 hanya mampu menyediakan alsintan kurang dari 10 ribu unit.
Mulai tahun 2015 dilakukan mekanisasi besar-besaran dengan alsintan 62.221 unit, serta seterusnya tahun 2016 akan disediakan lebih banyak lagi.
D) Bangkitkan investasi di sektor pertanian
Pada tahun 2015 mulai bangkit investasi untuk tebu/gula, jagung, dan sapi. Terdapat kesiapan 15 Pabrik Gula (PG) existing untuk memperluas kebun tebu 200 ribu ha dan 19 PG baru akan mengembangkan lahan 500 ribu ha yang mampu membuka
lapangan kerja baru bagi 3,87 juta jiwa. Investasi PG sudah mulai konstruksi dan berproduksi 2019.(if/mk)